BENGKULU SELATAN – Bencana tanah longsor kembali melanda wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan pada Selasa (16/9/2025) sekitar pukul 05.00 Wib.
Peristiwa tersebut terjadi di jalan lintas nasional yang menghubungkan Kabupaten Bengkulu Selatan dengan Kabupaten Lahat, tepatnya di Desa Kayu Ajaran, Kecamatan Ulu Manna.
Longsoran berupa material tanah bercampur bebatuan dan pepohonan menutup badan jalan dengan ketinggian mencapai sekitar 1 meter, lebar sekitar 8 meter, dan panjang sekitar 75 meter.
Akibatnya, arus lalu lintas dari dan menuju kedua daerah tersebut sempat lumpuh total.
Selain menghambat aktivitas masyarakat, bencana ini juga menyulitkan proses mobilisasi warga.
Salah satunya ketika terdapat jenazah yang akan dibawa dari Kota Palembang menuju Desa Bungin Tambun, Kecamatan Padang Guci.
Jenazah tersebut terpaksa dipindahkan dengan cara digotong melintasi area longsoran. Anggota Polsek Pino bersama Bhabinkamtibmas sigap turun ke lokasi untuk memberikan bantuan langsung kepada pihak keluarga.
Kapolsek Pino, Iptu Andi, membenarkan bahwa pihaknya bersama personel Polsek turut serta membantu evakuasi jenazah di lokasi longsor.
“Benar, sejak pagi kami menurunkan personel untuk ikut membantu masyarakat terdampak. Termasuk tadi siang kami ikut menggotong jenazah melewati timbunan longsor agar dapat segera sampai ke kampung halaman di Padang Guci,” ungkap Kapolsek.
Iptu Andi juga menambahkan bahwa hingga siang hari, Selasa (16/09), situasi di lokasi masih aman dan terkendali meski jalan belum sepenuhnya bisa dilalui kendaraan.
“Kami terus berkoordinasi dengan pihak terkait, baik TNI maupun BPBD, untuk mempercepat proses normalisasi jalan. Sementara itu, kami imbau masyarakat agar berhati-hati, tidak memaksakan diri melintasi area longsoran sebelum benar-benar dinyatakan aman,” ujarnya.
Kehadiran aparat Kepolisian di lokasi mendapat apresiasi dari warga. Mereka merasa terbantu dengan keterlibatan langsung Polsek Pino yang tidak hanya mengatur arus lalu lintas, tetapi juga ikut dalam proses evakuasi.
Hingga berita ini diturunkan, proses pembersihan material longsor masih terus dilakukan secara gotong royong dengan melibatkan alat berat yang didatangkan dari pemerintah daerah.
Bencana alam tanah longsor ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan, terutama bagi masyarakat yang tinggal maupun melintas di wilayah rawan bencana. Aparat gabungan akan tetap siaga hingga kondisi jalan kembali normal dan dapat digunakan secara lancar oleh masyarakat. (kie)